SYOK ENDOTOKSIK (SYOK SEPTIK)

SYOK ENDOTOKSIK (SYOK SEPTIK)
Etiologi
                Syok septik dapat terjadi karena infeksi bakteri gram positif, virus, atau jamur. Kebanyakan syok septik karena bakteri gram positifgram negative : Escherichia coli, pseudomonas aeroginos, bacterioid, klebsiella species, dan serratia. Escherichia coli, pseudomonas aeroginos, bacterioid yang mengeluarkan endotoksin adalah fosfo-lipo-polisakarida yang lepas dari dinding sel yang mengalami lisis. Gambaran yang sama juga terjadi karena eksotoksin dari streptokokkus beta hemolitik, anareob, dan klostridia.
Patogenesis
                Mikroorganisme mengeluarkan endotoksin yang dapat mengaktifkan system komplemen dan sitokin, mengawali reaksi inflamasi. Sepsis menyebabkan vasodilatasi, tahanan perifer pembuluh darah menurun, dan hipotensi. Selanjutnya distribusi aliran darah kurang/jelek sehingga perfusi darah ke organ tidak adekuat menyebabkan kerusakan jaringan multiorgan dan kematian. Mediator inflamasi meningkatkan permeabilitas kapilar sehingga cairan keluar dari pembuluh darah, khusus pada parenkim paru akan menyebabkan edema pulmonum.
                Selama sepsis produksi surfaktan pneumosit akan terganggu yang menyebabkan alveolus kolaps dan mengakibatkan hipoksemia berat yang disebut acute respiratory distress syndrome (ARDS).
                Endotoksin lepas karena meningkatnya permeabilitas lisosomal dan sitotoksik. Selanjutnya dalam beberapa menit dapat terjadi stimulasi medula adrenal dan saraf simpatis serta konstriksi arteriol dan venul. Selanjutnya menyebabkan asidosis local yang dapat menyebabkan dilatasi arteriol, tetapi kontriksi venul dan jika berlanjut terus mengakibatkan pembendungan darah kapilar, perdarahan karena pembendungan pada gaster, hati, ginjal dan paru.
Penyebab Obstetrik pada Syok Septik
1.      Abortus septik
2.      Ketuban pecah yang lama/korioamnionitis
3.      Infeksi pascapersalinan  : manipulasi dan instrumentasi
4.      Trauma
5.      Sisa plasenta
6.      Sepsis puerperalis
7.      Pielonefritis akut
Faktor Resiko
1.      Ketuban pecah yang lama
2.      Sisa konsepsi yang tidak keluar
3.      Instrumentasi saluran urogenital
Gejala-Gejala Syok Septik
1.      Menggigil
2.      Hipotensi
3.      Gangguan mental
4.      Takikardi
5.      Takipnea
6.      Kulit merah
7.      Kulit dingin dan basah, bradikardi, dan sianosis (bila syok bertambah berat)
Gejala Klinis
Syok septik terjadi dalam 2 fase utama yaitu :
1.      Fase reversibel
a)      Fase panas
Gejalanya : hipotensi, takikardi, pireksia, dan menggigil, kulit kelihatan merah dan panas. Pasien masih sadar dan leukositosis terjadi dalam beberapa jam.
b)      Fase dingin
Gejalanya : kulit dingin, mengeriput, sianosis, purpura, jaundice, pnurunan kesadaran yang progresif, dan koma
2.      Fase ireversibel
Terjadi hipoksia sel yang berkepanjangan yang menyebabkan gejala asidosis metabolik, gagal ginjal akut, gagal jantung, edema pulmonum, gagal adrenal, dan kematian
Penanganan
1.      Penanganan Awal
Penanganan awal sangat penting untuk menyelamatkan jiwa pasien
a)      Nilai kegawatan dengan melakukan pemeriksaan tanda vital
b)      Cegah hipotermi dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi muntahan. Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah aspirasi
c)      Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui selang atau masker dengan kecepatan 6 sampai 8 liter per menit.
d)     Tinggikan tungkai untuk mebantu beban kerja jantung. Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien menjadi sesak atau mengalami oedem paru maka kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru.
Bila hingga langkah akhir tersebut diatas, ternyata tak tampak secara jelas perbaikan kondisi pasien atau minimnya ketersediaan pasokan cairan dan medikamentosa atau adanya gangguan fungsi peralatan yang dibutuhkan bagi upaya pertolongan lanjutan, sebaiknya pasien dipindahkan ke ruang perawatan intensif atau disiapkan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
                        Bila ternyata harus dirujuk, pastikan :
a)      Pasien dan keluarganya mendapat penjelasan tentang apa yang terjadi
b)      Telah dibuatkan surat rujukan
c)      Ada petugas yang menemani dan keluarga sebagai pendonor darah
Bila setelah restorasi cairan masih belum terjadi perbaikan tanda vital, tambahkan obat vasoaktif (dopamine) dengan dosis awal 2,5μgram per kg/BB (dalam larutan gram isotonic). Naikkan perlahan-laha dosis tersebut hingga mendapatkan efek optimal (dosis maksimal 15 sampai 20 μgram/menit). Pertahankan pada dosis yang menunjukkan adanya perbaikan tanda vital. Hentikan dopamine apabila tanda vital mencapai nilai normal dan produksi utrine dalam batas normal.